IDE TERBENTUKNYA TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Oleh : Icam Sutisna
Secara pasti tidak ada seorang pun yang
mengetahui, siapa orang yang pertama mengatakan “teknologi pendidikan”. Paul
Saettler (1990) mengakui memiliki kesulitan untuk mengidentifikasi sumber dari
istilah teknologi pendidikan. Saettler pada tahun 1920an mendokumentasikan
penggunan kata “educational engineering” atau jika diterjemahkan menjadi
Teknik pendidikan. Penggunaan istilah teknologi pendidikan dan teknologi pembelajaran
ia temukan sekitar akhir 1940an. Saettler tidak mengatakan secara pasti siapa orang yang kali pertama menggunakan kata
“teknologi pendidikan”. Namun menurut David Noble (1977) kata “teknologi” mulai
dipopulerkan di Amerika oleh seorang ahli fisika pada tahun 1829 yaitu Jacob
Bigelow.
Noble melakukan analisis risalah yang dibuat
oleh Bigelow tentang teknologi industry dimana didalamnya terdapat poin-point
berikut ini.
1. Penggunaan teknologi dapat meningkatkan
efesiensi untuk mendapatkan keuntungan
2. Teknologi termasuk didalmnya yaitu penyelidikan
ilmiah dan penerapan
secara sistematis pengetahuan ilmiah untuk proses produksi
komoditas
3. Teknologi adalah hasil
dari "penelitian dan pengembangan" yang dilakukan secara ekstensif
4. secara langsung dan
jelas penerapan
ilmu pengetahuan untuk produksi massal produk yang berstandar.
Berdasarkan hasil
analisanya, Noble mengajukan pertanyaan terkait dengan hasil analisanya
tersebut. Pertanyan yang muncul diantaranya yaitu apakah ada hubungan antara
teknologi industry dengan teknologi pendidikan? Mengapa teknologi pendidikan
diperlukan? Dan seperti apa program pendidikan berbasis teknologi?. Ada
keterkaitan yang kuat antara teknologi industry dan teknologi pendidikan yang
muncul pada awal abad 20 (Finn, 1957; Heinich 1984). Secara bahasa dan
konseptual teknologi pendidikan meminjam terminology dan gambaran dari
teknologi industry. Konsep yang digunakan didalam teknologi industry seperti
efesiensi, standarisasi dan produksi diperkenalkan juga pada awal abad 20
dibidang pendidikan. Untuk menunjukan eksistensi keterkaitan dari keduanya ini,
maka harus dicari ide-ide yang mempengaruhi dan membentuk pemikiran yang
memberikan kontribusi terhadap perkembangan teknologi pendidikan sebagai suatu
bidang studi. Ada tiga ide-ide yang terlihat mempengaruhi terbentuknya
teknologi pendidikan yaitu engineering (Teknik), Science (ilmu
pengetahuan) dan perkembangan audio visual dalam pendidikan.
1. Engineering
(Teknik).
Menurut Noble, istilah engieenering
Digambarkan suatu Tindakan penelitian dan pengembangan dan usaha meletakan
teknologi sebagai hasil dari penelitian dan pengembangan kedalam praktek
industry. Menurut Saettler (1990) konsep Education engineering kali
pertama digunakan oleh Franklin Bobbitt dan W.W. Charters sekitar tahun 1920an,
yang menjadi suatu pendekatan dalam pengembangan kurikulum. Pendekatan ini
belum diterapkan dalam pengembangan kurikulum pendidikan, karena system
pendidikan di Amerika telah menerapkan prinsip-prinsip manajemen saitifik dalam
proses pendidikan sebelum pendekatan education engineering diterapakan
di Amerika. James Munroe (1912) menggunakan anlogi industry untuk menjalankan
operasional sekolah. Berikut ini prinsip sekolah yang mengadopsi manajemen
saintifik yang ada di industry yaitu :
1. Anak merupakan material mental dalam urusan
pendidikan
2. gedung dan
fasilitas lain untuk mengajar, yang membentuk pabrik
3. dewan sekolah dan
staf pengajar, yang sesuai dengan direktorat dan angkatan kerja
4. sarana dan metode
pengajaran dan pengembangan
5. tuntutan
masyarakat pada umumnya dan industri pada khususnya terhadap anak laki-laki dan
perempuan, hal ini sesuai dengan masalah pasar
6. pertanyaan
tentang biaya, yang hampir murni masalah bisnis.
Menurut
Munroe setiap permasalahan yang muncul dalam bidang pendidikan dapat dipandang
juga sebagai suatu masalah yang biasanya muncul pada produksi industry. Education
engineering dengan menggunakan prinsip manajemen saintifik (scientific
management) dalam pengelolan sekolah yang merupakan adopsi penerapan
nilai-nilai manajemen yang ada di industry. Tujuan penerapan manajemen dalam
suatu produksi di dalam industry yaitu efesiensi sehingga dapat memberikan
keuntungan secara materi (profit). Hal serupa juga dalam penerapan
prinsip manajemen saintifik yang ada disekolah yang merupakan penerapan
nilai-nilai manajemen yang ada di industry maka tujuan pendidikan yaitu
menghasilkan kekayaan (wealth).
2. Ilmu Pengetahuan (science)
Factor kedua
yang mepengaruhi munculnya teknologi pendidikan yaitu penggunaan sains dalam
pendidikan. Menurut Herbert M. Kliebard (1987) menyebutkan ada tiga pandangan
terkait sains dalam pendidikan diawal abad 20, yaitu pertama
mengidentifikasi dan mempelajari perkembangan anak. Tokoh yang memiliki pandangan
ini yaitu G. Stanley Hall, menurutnya bahwa guru harus mempelajari anak
langsung dilingkungan dimana anak berada (natural environment),
kumpulkan dan analisis data anak-anak tersebut dan kemudian tentukan
aktivitas-aktivitas pendidikan mereka berdasarkan data tersebut. ini artinya
kegiatan pembelajaran anak berdasarkan kebutuhan anak yang ditemukan dari hasil
Analisa data berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru. Kedua John
Dewey penyelidikan secara ilmiah (scientific inquiry) sebagai model
berpikir reflektif. Dewey tertarik penggunaan kata sains (science)
sebagai model untuk mengajarkan keterampilan berpikir kepada siswa. Penggunan
basis sains dalam pelaksanan pembelajaran
bisa digunakan sains sebagai metode pembelajaran maupun sains sebagai
materi pelajaran yang diajarkan. Ketiga sains dapat melakukan pengukuran
secara presisi dan juga memiliki standar yang tepat. Misalnya dalam hal
melakukan prediksi dan control hasil belajar, sains memiliki peran dalam
kegiatan tersebut.
Berdasarkan
hal-hal tersebut diatas Finn (1960) memformulasikan bidang teknologi pendidikan
berdasarkan tujuan sains dalam pendidikan yaitu prediksi, control dan
standarisasi.
3. Audiovisual dalam pendidikan (audiovisual
education)
Factor
ketiga yang berpengaruh terhadap teknologi pendidikan yaitu audiovisual. Konsep
audiovisual dalam pendidikan tidak di interprestasikan secara luas seperti
halnya engineering dan sains (science). Menuruut Finn (1960) Konsep
awal audiovisual dalam pendidikan yaitu terkait dengan perangkat keras (hardware)
dan peralatan (equipment). Kemudian audiovisual dalam pendidikan
berkembang menjadi konsep audiovisual communication, inilah yang menjadi
definisi atau terminology teknologi pendidikan yang dibuat oleh Departemen
pembelajaran audiovisual (Departement of audiovisual instruction/DIVA)
yang kemudian berkembang menjadi asosiation educational communication and
technology (AECT). Menurut Donal Ely (1963) bahwa audiovisual menjadi
teknologi pertama dalam pendidikan. Audiovisual yang awalnya hanya sebagai alat
atau perangkat keras untuk membantu pengajaran beralih orientasinya menjadi
audiovisual menjadi sebuah Teknik yang digunakan untuk memperbaiki pembelajaran
(Mcbeath, 1972). Menurut Saettler (1990) ada dua orang yang berperan penting
dalam perubahan orientasi ini yaitu Charles F. Hoban, Jr. dan Edgar Dale.
Bantuan
visual seperti gambar, model, objek atau alat-alat lain yang menciptakan
pengalaman visual yang konkret pada siswa memiliki tujuan yaitu :
1. mengenalkan, membangun, memperkaya,
atau memperjelas objek yang abstrak.
2. Mengembangkan sikap keinginan
3. Menstimulasi aktivitas pembelajar
Sumber :
Alan
Januszewski. (2001). Educational Technology The Development
of a Concept. Englewood: Libraries Unlimited, Inc.