Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Merubah Diri Menjadi Lebih Baik. Rubahlah semenjak keinginan untuk berubah datang pada hati kita semua, jangan ditunda karena jeda waktu itu akan dimanfaatkan setan untuk membisik hati kita agar niat baik kita untuk berubah ditunda (Icam Sutisna)

Monday, February 20, 2023

kronologi pendidikan inklusi

KRONOLOGI PENDIDIKAN INKLUSI

 

Pendidikan inklusif merupakan suatu konsep pendidikan yang mempromosikan keberagaman dan kesetaraan di dalam lingkungan sekolah. Konsep ini mengusung prinsip bahwa setiap individu memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa diskriminasi dan batasan apapun, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus.

Sejarah pendidikan inklusif bermula pada awal abad ke-19, di mana terdapat gerakan untuk mengakomodasi anak-anak dengan kebutuhan khusus ke dalam sistem pendidikan formal. Pada awalnya, gerakan ini lebih mengarah ke pendekatan "mainstreaming", di mana anak-anak dengan kebutuhan khusus ditempatkan dalam kelas reguler bersama anak-anak lainnya, namun dengan dukungan tambahan dari guru khusus. Pada tahun 1970-an, gerakan pendidikan inklusif semakin berkembang dan mengusung pendekatan "least restrictive environment", yaitu memaksimalkan pengalaman belajar anak-anak dengan kebutuhan khusus di dalam lingkungan sekolah reguler sebanyak mungkin, sejalan dengan kebutuhan mereka sebagai individu.

            Pendekatan mainstreaming dan least restrictive environment untuk melayani anak berkebutuhan khusus diselenggarakan dibeberapa negara Eropa terutama di wilayah Scandinavia (Demark, Norwegia dan Swedia). Pada tahaun 1960-an negara-negara tersebut telah menerapakan pendekatan mainstreaming secara sistematis. Pada awalnya, mainstreaming di Swedia dilakukan untuk mengakomodasi anak-anak dengan kebutuhan khusus ke dalam sistem pendidikan reguler. Pendekatan ini memungkinkan anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk belajar bersama teman sebaya mereka di kelas reguler, sambil mendapat dukungan tambahan dari guru khusus. Penerapan mainstreaming di Swedia juga didukung oleh pemerintah dan masyarakat secara luas, serta didorong oleh gerakan disabilitas yang semakin aktif. Pendekatan ini menjadi contoh yang kemudian diadopsi oleh negara-negara lain di Eropa dan di seluruh dunia.

Presiden Kennedy pernah mengirim sekelompok ahli pendidikan ke Skandinavia pada awal 1960-an untuk mempelajari pendekatan pendidikan anak berkebutuhan khusus yang dikenal dengan istilah "mainstreaming" dan "least restrictive environment". Namun, hal ini tidak berarti bahwa pendidikan inklusi dimulai di Skandinavia, melainkan pendekatan mainstreaming yang kemudian menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan inklusi.

Sebelum pengembangan pendekatan mainstreaming, praktik pendidikan khusus pada awalnya terpusat pada pendidikan khusus di sekolah-sekolah khusus atau kelompok pendidikan khusus yang terpisah dari sekolah-sekolah umum. Pendekatan mainstreaming kemudian muncul pada tahun 1960-an di Amerika Serikat dan menjadi populer pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Pendekatan mainstreaming mengacu pada praktek memasukkan anak-anak dengan kebutuhan khusus ke dalam kelas reguler sebanyak mungkin, sambil menyediakan dukungan tambahan yang diperlukan. Least restrictive environment adalah prinsip yang menyatakan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus harus ditempatkan di lingkungan pendidikan yang paling mirip dengan lingkungan umum untuk memungkinkan partisipasi yang paling optimal. Kedua konsep (mainstreaming dan least restrictive environment) ini kemudian menjadi dasar bagi pengembangan pendidikan inklusi, yang lebih luas dan komprehensif dalam pendekatan pendidikannya. Oleh karena itu, pengiriman ahli pendidikan ke Skandinavia oleh Presiden Kennedy merupakan bagian dari upaya AS untuk memperbaiki pendidikan anak berkebutuhan khusus dan tidak terkait langsung dengan munculnya gerakan inklusi.

Pada tahun 1975, kongres Persatuan Negara-negara bagian (United States) mensahkan Undang-undang No. 94 -142  (Public Law 94-142), juga dikenal sebagai Education for All Handicapped Children Act, adalah sebuah undang-undang federal Amerika Serikat yang disahkan pada tahun 1975. Undang-undang ini memberikan hak kepada anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk menerima pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Public Law 94-142 kemudian mengalami beberapa perubahan dan penggantian, termasuk Undang-Undang Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) yang saat ini berlaku. Undang-undang ini terus menjadi pijakan penting bagi pendidikan inklusif di Amerika Serikat dan memberikan akses yang lebih baik bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk menerima pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Undang-Undang Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) adalah undang-undang federal di Amerika Serikat yang memberikan hak pendidikan inklusif untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. IDEA menggantikan Public Law 94-142 dan telah mengalami beberapa perubahan sejak pertama kali disahkan pada tahun 1975. Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) adalah undang-undang yang menyediakan pendidikan publik gratis yang sesuai untuk anak-anak penyandang disabilitas yang memenuhi syarat di seluruh negara dan memastikan pendidikan khusus dan layanan terkait untuk anak-anak tersebut.

Di Inggris, sejarah pendidikan inklusif dimulai dengan sistem segregasi yang terjadi pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pada saat itu, anak-anak dengan kebutuhan khusus ditempatkan di lembaga-lembaga khusus dan dipisahkan dari anak-anak tanpa kebutuhan khusus. Namun, pada akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an, pandangan masyarakat mulai berubah dan muncul keinginan untuk memperbaiki sistem pendidikan khusus tersebut. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1978 oleh sebuah komite yang dipimpin oleh Baroness Mary Warnock merekomendasikan adanya integrasi pendidikan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ke dalam sistem pendidikan umum.

Pada tahun 1981, sebuah Undang-Undang Pendidikan di Inggris dan Wales memberikan hak bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus untuk belajar di sekolah-sekolah umum. Hal ini menjadi awal dari pendidikan inklusif di Inggris, yang mana anak-anak dengan kebutuhan khusus diintegrasikan ke dalam kelas umum dan menerima dukungan tambahan yang diperlukan.

Perkembangan pendidikan inklusif di Inggris terus berlanjut dengan revisi dan perbaikan dalam undang-undang dan kebijakan pendidikan. Pada tahun 1993, undang-undang baru dikeluarkan yang mendorong pendidikan inklusif dan menempatkan tanggung jawab pada pihak sekolah untuk memastikan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus menerima dukungan yang diperlukan. Saat ini, Inggris terus memperjuangkan pendidikan inklusif dengan memberikan akses yang sama dan layanan yang setara untuk semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Konvensi PBB tentang Hak Anak (Convention on the Rights of the Child/CRC) juga memiliki kaitan dengan pendidikan inklusif. Dalam konvensi ini, setiap anak berhak atas pendidikan, tanpa diskriminasi apapun, dan harus diakses oleh semua anak tanpa terkecuali. Selain itu, konvensi ini juga mengakui hak anak berkebutuhan khusus untuk memperoleh pendidikan yang memenuhi kebutuhan dan potensinya. Konvensi PBB tentang Hak Anak (Convention on the Rights of the Child/CRC) disepakati oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 November 1989 dan mulai berlaku secara internasional pada tanggal 2 September 1990.

 Berikut ini garis besar beberapa pasal yang berkaitan dengan inklusi dalam konvensi ini antara lain:

1.      Pasal 2: Non-diskriminasi

Setiap anak harus dilindungi dari segala bentuk diskriminasi, termasuk dalam akses dan partisipasi pada pendidikan.

2.      Pasal 23: Hak atas pendidikan

Setiap anak berhak atas pendidikan yang memenuhi standar tertentu dan membantu perkembangan penuh potensi mereka, tanpa diskriminasi apapun. Negara-negara juga diharapkan untuk menyediakan akses yang setara untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan memastikan lingkungan pendidikan yang aman, ramah anak, dan inklusif.

3.      Pasal 24: Kesehatan

Anak-anak dengan kebutuhan khusus juga berhak atas layanan kesehatan yang memadai, termasuk layanan kesehatan yang diperlukan untuk akses dan partisipasi pada pendidikan.

4.      Pasal 28: Hak atas pendidikan yang bermutu

Setiap anak berhak atas pendidikan yang bermutu, yang mencakup pendidikan yang mempromosikan toleransi, perdamaian, pengertian, kerjasama, dan penghormatan pada hak asasi manusia.

5.      Pasal 29: Tujuan pendidikan

Pendidikan harus mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan mental dan fisik anak, serta menghormati identitas budaya, bahasa, dan nilai-nilai anak. Anak-anak berkebutuhan khusus juga harus mendapatkan dukungan khusus yang diperlukan untuk mengembangkan potensi mereka.

Konvensi ini memberikan landasan hukum bagi pendidikan inklusif dan menekankan pentingnya hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang memadai, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Negara-negara di seluruh dunia telah menandatangani dan meratifikasi konvensi ini, dan diharapkan akan mengimplementasikan prinsip-prinsip dalam konvensi ini dalam kebijakan dan praktik pendidikan mereka.

Deklarasi Pendidikan untuk Semua (Education for All) adalah sebuah deklarasi yang disepakati oleh 155 negara di Jomtien, Thailand pada tahun 1990. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah, organisasi internasional, dan organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia. Setelah disepakati, deklarasi ini kemudian diadopsi oleh UNESCO sebagai bagian dari perjuangan global untuk mencapai pendidikan yang lebih inklusif dan merata. Deklarasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua anak di seluruh dunia memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dasar yang berkualitas. Dalam deklarasi ini, negara-negara peserta menyetujui lima tujuan utama, yaitu:

1.      Memperluas akses terhadap pendidikan dasar bagi semua anak, termasuk anak-anak yang berada dalam kondisi miskin atau terpinggirkan;

2.      Meningkatkan kualitas pendidikan dasar;

3.      Meningkatkan kesetaraan gender dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak perempuan;

4.      Meningkatkan kemampuan belajar dan hidup anak-anak melalui pendidikan dasar;

5.      Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan dasar.

Deklarasi ini juga menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mencapai tujuan-tujuan ini. Meskipun deklarasi ini tidak mengikat secara hukum, namun ia menjadi landasan penting bagi negara-negara di seluruh dunia dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi anak-anak.

Konvensi Salamanca adalah sebuah konvensi internasional tentang Pendidikan Khusus yang diselenggarakan di Salamanca, Spanyol pada tahun 1994. Konvensi ini dihadiri oleh perwakilan dari 92 negara dan 25 organisasi internasional kegiatan ini  berfokus pada pendidikan inklusif sebagai cara untuk mencapai pendidikan yang setara dan berkesinambungan bagi semua anak, termasuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Konvensi Salamanca menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah hak semua anak, dan bukan hak khusus bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Konvensi ini juga menekankan bahwa sistem pendidikan harus memastikan akses, partisipasi, dan kemajuan bagi semua anak, tanpa diskriminasi.

Konvensi Salamanca mengakui pentingnya peran sekolah dalam mempromosikan pendidikan inklusif, serta mengimbau negara-negara anggota untuk memastikan bahwa sistem pendidikan mereka menyediakan dukungan dan sumber daya yang dibutuhkan oleh anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Konvensi ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, termasuk keluarga, guru, dan masyarakat, dalam mendukung pendidikan inklusif. Konvensi Salamanca menjadi landasan bagi banyak kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di seluruh dunia, serta menjadi bagian integral dari hak asasi manusia dan kesetaraan akses terhadap pendidikan. Di konvensi Salamanca juga mulai diperhatikan tentang peran Pendidikan anak usia dini. Layanan Pendidikan inklusi agar lebih optimal dapat dilakukan mulai dari tingkat Pendidikan anak usia dini.

 

 

 -------------BERSAMBUNG----------

 

 

 

 

 

 

 

 


KLIK GAMBAR UNTUK MEMBACA

 


PAUD Merdeka Belajar