Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Merubah Diri Menjadi Lebih Baik. Rubahlah semenjak keinginan untuk berubah datang pada hati kita semua, jangan ditunda karena jeda waktu itu akan dimanfaatkan setan untuk membisik hati kita agar niat baik kita untuk berubah ditunda (Icam Sutisna)

Friday, December 30, 2022

Handphone dan Kesulitan Regulasi emosi pada anak usia dini

Handphone dan Kesulitas Regulasi emosi pada anak usia dini

Oleh : Icam Sutisna


Pada masa sekarang ini hampir semua orang memiliki handphone. Barang ini tidak hanya dimiliki oleh orang-orang yang tinggal dikota saja namun orang-orang yang tinggal di pedesaan saja sudah familiar denan handphone. Diakhir tahun 90an dan diawal tahun 2000an mungkin tidak semua orang memiliki handphone. Orang-orang kota dan kelas atas yang memiliki handphone, saya teringat betul pada saat kuliah diakhir tahun 90an tidak semua mahasiswa memiliki handphone, jika dibandingkan sekarang hampir semua mahasiswa memiliki handphone lebih tepatnya smartphone.

Handphone tidak lagi menjadi barang mewah yang hanya dimiliki oleh orang-orang kaya seperti yang digunakan dalam kehidupan para  kaum sosialita. Namun sekarang handphone tidak lagi hanya digenggam oleh kaum sosialita, para ibu rumah tangga yang ada dipedesaan juga sudah menggenggam handphone yang di era tahun 90an hal tersebut tidak mungkin dimilikinya.

Handphone sudah menjadi barang yang wajib ada disetiap saat disaku maupun didalam tas. Tua, muda dan anak handphone sudah menjadi pendamping hidup kemanapun mereka pergi. Hampir semua orang suka dengan handphone dengan beragam peruntukkannya tanpa memandang usia. Handphone bisa menjelma menjadi media penghibur, media bisnis, media bersosialisasi, media pencerah (memberikan pengetahuan), dan bahkan untuk sebagian orang tua handphone dapat menjadi satu alternatif dalam yang dapat digunakan untuk memberikan ketenangan pada anak dalam beraktivitas kesehariannya.

Orang tua sering memberikan perlakukan kepada anak yaitu dengan memberikan handphone untuk memberikan ketenangan kepada anak. Handphone membuat anak asik dengan  apa yang dilihat dan didengarnya dari barang tersebut. Anak mampu bertahan berjam-jam berada di depan layar handphone tentunya ini akan memberikan keuntungan kepada orang tua dimana akativitasnya tidak banyak diganggu oleh anak.

Sepertinya sudah hal yang lumrah handphone menjadi solusi orang tua untuk menenangkan anak agar aktivitasnya tidak dianggu oleh anak. Biasanya anak yang sedang bermain handphone akan asik sendiri dia tidak memperdulikan  lingkungan sekitar karena mereka hanya fokus dengan apa yang dilihat dan didengarnya di layar handphone. Membiasakan anak diberikan handphone agar mereka tenang dan tidak mengganggu aktivitas orang tua ternyata memiliki dua sisi yang tidak sama, di satu sisi orang tua merasa terbantu karena dengan diberikan handphone anak cenderung tenang tidak mengganggu aktivitas orang tua dan disisi lain memberikan dapak negatif pada anak. 

Menurut Jenny Radesky seorang dokter tumbuh kembang anak di Amerika Serikat menyebutkan bahwa pemberian gawai pada anak prasekolah berusia 3-5 tahun meningkatkan diregulasi emosi yang bisa meningkatkan perilaku buru anak dimasa depan. Penggunaan gawai untuk menenangkan anak terlihat tidak berbahaya, bisa mengurangi stres dirumah tangga. Namun, hal ini memiliki konsekuensi jangka panjang. penggunaan gawai menggantikan peluang anak mengembangkan metode regulasi diri.

Penggunaan gawai yang terlalui dini oleh anak akan memberikan dampak negatif seperti perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan perilaku impulsif. Dampak negatif lainnya yaitu anak memiliki perilaku hiperaktif dan impulsif, mereka suka marah, frustasi dan sedih yang mendalam. perliku  ini cenderung lebih dominan pada anak laki-laki,


Sumber :

Kompas 31 Desember 2022








Tuesday, December 27, 2022

Pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia

Pengembangan sumber daya manusia menjadi tantangan besar bagi Indonesia kedepannya. Indoesia diperkirakan akan mendapatkan Bonus demografi yang tentunya ini akan menjadi modal besar bagi Indonesia untuk take off menjadi negara maju. Bonus demorafi yang notabene banyaknya usia penduduk Indonesia yang produktif tentunya akan menjadi suatu keuntungan namun disisi lain apabila usia produktif ini tidak dikelola dengan baik bukan hal yang mustahil ini akan menjadi beban bagi negara. Oleh karena itu mulai dari sekarang perlu diperhatikan agar usia produktif betul-betul menjadi modal bagi Indonesia menjadi negara maju. Hal yang perlu diperhatikan agar usia produktif agar menjadi suatu kekuatan bangsa ini yaitu pendidikan. Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan sangat penting untuk mendukung bonus demografi ini. melihat data yang ditulis di harian kompas tanggal 28 Desember 2022 oleh M Zaid Wahyudi menunjukan bahwa kualitas SDM Indonesia secara umum memiliki rata-rata yang masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. 
Berikut ini tulisan M Zaid yang di kutip dari kompas bes

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBACA

 


PAUD Merdeka Belajar